MENJAWAB TUDUHAN SEBAGAI PENYEMBAH KUBURAN
Bantahan Terhadap Buku Mantan Kyai, "Ahlussunnah Kok Nyembah Kuburan"
Penulis: Muhammad Ma'ruf Khozin
Penerbit: Muara Progresif dan PCNU Surabaya
Harga: Rp 40.000
Sinopsis:
Buku-buku H. Mahrus Ali (yang mengaku sebagai Mantan Kyai), sesungguhnya biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Isinya hanya sebuah catatan terjemah dari fatwa-fatwa ulama Wahabi, copy dan paste dari beberapa artikel, bahkan banyak dari diskusi internet.
Demikian juga dengan bukunya yang berjudul "Ahlussunnah Waljama'ah Kok Nyembah Kuburan". Dalam buku ini, Mantan Kyai ini menyatakan tidak menyinggung ormas manapun di mukaddimahnya. Nyatanya yang ia sebut penyembah kuburan adalah warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyyin). Selebihnya, pokok materi buku Mantai Kyai ini adalah orang yang berziarah ke makam ulama dan wali dengan tujuan tawasul dan tabarruk ia tuduh sebagai "penyembah kuburan" yang sesat dan musyrik. Bahkan, ia menyamakan Sunni yang berziarah dengan Syiah dan Yahudi.
Hal ini tidak boleh dibiarkan agar di masa-masa yang akan datang tidak lagi terdengar secara serampangan tuduhan "penyembah kuburan" bagi umat Islam yang berziarah. Karena itulah, penulis menjawabnya berdasarkan dalil-dalil yang akurat, fakta empiris dan sejarah yang tak terbantahkan.
Penulis: Muhammad Ma'ruf Khozin
Penerbit: Muara Progresif dan PCNU Surabaya
Harga: Rp 40.000
Sinopsis:
Buku-buku H. Mahrus Ali (yang mengaku sebagai Mantan Kyai), sesungguhnya biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Isinya hanya sebuah catatan terjemah dari fatwa-fatwa ulama Wahabi, copy dan paste dari beberapa artikel, bahkan banyak dari diskusi internet.
Demikian juga dengan bukunya yang berjudul "Ahlussunnah Waljama'ah Kok Nyembah Kuburan". Dalam buku ini, Mantan Kyai ini menyatakan tidak menyinggung ormas manapun di mukaddimahnya. Nyatanya yang ia sebut penyembah kuburan adalah warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyyin). Selebihnya, pokok materi buku Mantai Kyai ini adalah orang yang berziarah ke makam ulama dan wali dengan tujuan tawasul dan tabarruk ia tuduh sebagai "penyembah kuburan" yang sesat dan musyrik. Bahkan, ia menyamakan Sunni yang berziarah dengan Syiah dan Yahudi.
Hal ini tidak boleh dibiarkan agar di masa-masa yang akan datang tidak lagi terdengar secara serampangan tuduhan "penyembah kuburan" bagi umat Islam yang berziarah. Karena itulah, penulis menjawabnya berdasarkan dalil-dalil yang akurat, fakta empiris dan sejarah yang tak terbantahkan.
Tidak ada komentar